“ Jika
kau meniadakan diri mu, maka akan tampak mutiara dalam raga mu, dan karenanya
kau bisa menjadi apapun yang kau mau dan mendapatkan apapun yang kau pinta,
namun sebelumnya kau harus memanunggalkan dirimu” – Jalaludin Rumi
Setelah melewati masa-masa
terberat kala SMP. Ternyata itu adalah titik balik dalam hidup saya. Yaa bisa dibilang
masa itu adalah awal dari perjalanan Reinkarnasi Jiwa ini. Hinga akhirnya tibalah
masa SMA.
Seperti yang diceritakan pada
part 1 , kala SMP saya sempat dirawat di
rumah sakit dan dalam pengaruh obat. Entah… obat dari dokter itu seperti
memberi efek kantuk yang begitu dahsyat. Dan itu bukan sekali dua kali, namun
saya sering kedapatan tidur pada saat pelajaran berlangsung. Malah salah
seorang teman saya, sebutlah namanya Ksatria. Ia mengabadikan kisah saya yang
mampu tertidur dalam posisi terduduk dalam blog pribadinya. Sial!
Namun anehnya saya tetap bisa mencerna
pelajaran demi pelajaran sehingga tetap mendapatkan peringkat. Dan pada awal
masa SMA ini saya juga bertemu dengan seorang yang kelak menjadi CINTA YANG TAK
PERNAH SAMPAI saya.
Yaa saya sama seperti remaja pada
umumnya yang juga bisa merasakan cinta. Toh kala SMP saya sempat pacaran pada
teman SD lalu menjadi teman lagi kala SMP. ya dialah kisah BENCI JADI CINTA
saya, semoga bila ada lain kesempatan saya akan sempat menceritakannya. Namun hubungan
saya dengannya tidak begitu dalam sehingga harus berakhir dalam kurun waktu 2
bulan saja. Sebutlah Cinta MONYET juga.
Kembali pada CINTA YANG TAK
PERNAH SAMPAI, sebutlah namanya Gina. Dia anak pecinta alam, perawakannya
mungil, memakai hijab, wajahnya putih bersih serta sangat meneduhkan, selalu
diantar dengan mobil karimun ayahnya serta julukan KEBO disandangkan padanya,
karena ia juga sering kedapatan tidur dikelas. Mungkin ia slalu lelah karena
kegiatan pencinta alamnya. Saya menyimpan foto-fotonya yang diperoleh dari
Friendster, sesekali mengSMSnya namun hingga lulus saya tak pernah mengutarakan
perasaan saya padanya. Bukan hanya padanya namun juga pada Minnie, Jimat,
Linda, Fitria, Kartika, Mogi yaa mereka ini adalah nama-nama perempuan yang
bisa dibilang cinta saya kala SMA. Tapi lagi. Sampai lulus, saya TAK PERNAH
MENGUTARAKANNYA. Yaa kala SMA saya melewati satu momen realita FTV dalam hidup,
PACARAN.
Saya sama sekali tak pacaran kala
itu, hingga salah satu sahabat saya,Win. menyebut saya, JOMBLO SEPANJANG MASA
kala itu. Apa alasannya.?
SAYA TAK MAU TUHAN SAYA CEMBURU.
Terdengar aneh? Yaa setidaknya
saya dulu berpikir seperti itu. Saya tidak mau menduakan cinta pada tuhan saya.
Cinta ini harus murni, harus suci. Yaa itu pikiran IDEALIS saya kala SMA. Padahal
bisa dibilang selepas dari perkenalan dengan Gina, saya bertemu banyak teman
wanita. Ada yang dia suka saya tidak suka, saya suka dia tidak suka dan saya
suka dia suka, namun tak pernah menjadi sebuah hubungan, karena yaa alasan
tadi.
SAYA TAK MAU TUHAN SAYA CEMBURU.
Kala SMA saya selalu mengataskan
tuhan diatas segala galanya. Mungkin karena itu saya dibilang ANEH hingga GILA.
Sempat salah seorang teman kelas 3 SMA saya berujar pada saya.
“ KALO GITU, SONO LO TEMENAN SAJA
AMA TUHAN LO!”
Saya hanya bisa melongo mendengar
kata katanya. Pada konteks perkataannya. Heyy TUHAN ITU LEBIH DARI SEKEDAR
TEMAN. DIA RAJA KITA. Dalam hati saya.
Lalu saya mencoba mensublimasikan
perasaan perasaan yang tak tercurahkan pada sebuah medium agar ia mempunyai “rumah”.
ialah Cerpen dan Puisi. Ketika SMA saya mulai suka dan membeli buku buku Khalil
Gibran mengahayatinya, menyelami kata-katanya. Biar Cinta Agung Ini hanya
kupersembahkan padanya.
Bila boleh diberi tema.
Mungkin masa SMP adalah bertemakan
PENCARIAN
Dan kala SMA adalah bertemakan
CINTA.
Yaa saya mendapatkan banyak
keuntungan dengan tidak berpacaran dan hanya fokus memperbaiki diri dan terus
bertakwa padaNya. mulai dari mudahnya saya berprestasi kala SMA. Saya sempat
beberapa kali menjuarai lomba modelling dan MTQ, hingga prestasi di kelas. Yang
membuat orang tua saya mengapresiasi dengan berbagai macam benda mulai dari
Playstasion, kelebihan uang saku dan pelayanan yang memanjakan.
Disitu saya menyadari. Tidak akan
pernah merugi Mencinta dan Dicinta tuhan. TAK AKAN. Perjalanan ini sungguh
nikmat. Meski saya tak dapat cinta dari wanita wanita. Apa yang lebih hebat
dari seorang hamba yang dicinta dan mencinta karena tuhannya.
Salah satu akhwat teman latihan
PMR untuk gebyar ekskul saya pernah menyuruh saya untuk menegur anak anak
pecinta alam yang masih beraktivitas pada waktu magrib. (Dia mengikuti 2
ekskul, Rohis dan PMR).
“ Ri suruh anak anak Grapala
Sholat dulu tuh!” ujarnya.
Saya hanya berkata padanya.
“ biarlah… Mereka sudah dewasa.
Allah tidak pernah rugi hambanya tidak sholat, justru sang hambalah yang merugi
karena tak sholat” ujar saya pada awal kelas 3 SMA kala itu. dia hanya manggut-manggut mendengarnya.
Tapi bukankah Bila ALLAH
mencintai seorang HAMBA maka ia akan mengujinya?
Yaa saya tidak sadar. Bahwa kala
itu UJIAN sesungguhnya bukanlah UN saja yang akan saya hadapi kala itu saja tapi
ujian IMAN dari Nya. Yaa saya akan menghadapi ujian itu kala kelas 12.
KELAS 3 SMA. Lagi lagi di
penghujung starta. UJIAN CINTA.
Bersambung.
No comments:
Post a Comment