Tuesday, April 21, 2015

Paradigma Akhir Studi


Mengapa dalam setiap fase akhir jenjang pendidikananak-anak kita slalu diberikan paradigma menakutkan. LULUS. Yaa lulus menjadi sebuah tujuan akhir bagisiapa saja yg menjalani jenjang pendidikan. Namun tentu nya sebelum kita mendapatkan gelar lulus ada fase dimana anak anak sangat di buat takut, stress bahkan depresi. Prihatin. Sebutlah itu UN untuk anak
sekolah. Dan sidang skripsi untuk mahasiswa. Dulu..yaa SMA dulu. Saya mencoba melakukan self
regulasi, (istilah yg saya dapat setelah kuliah psikologi). Saya mencoba menenangkan diri saya dengan paradigma yg sudah terlanjur beredar terkait UN.



Paradigma yg membuat stress, depresi sampai bunuh diri karena nya. Saya hanya melakukan hal yg
sederhana. Yaitu menambahkan huruf F di depan kata UN. Yaa kini kata UN itu menjadi FUN. Yaa mungkin itu salah satu cara agar saya menjalankan hal itu tanpa beban. Dan cara itu cukup berhasil membuat saya tenang dalam menghadapi FUN (UN).

Namun. Kembali paradigma itu hadir lagi di akhir masa studi saya. Sidang skripsi. Momok ini begitu
menakutkan karena sebuah kata SIDANG. Sidang yg kita tau adalah. Sidang perceraian, sidang sengketa tanah sampai sidang korupsi. Terasa mahasiswa
menjadi seorang yg terdakwa bila harus di sidangkan.

Betul?

Bagaimana kalo ganti saja kata sidang ini menjadi sharing skripsi? Terkesan lebih humanis. Dan para
dosen penguji pun terbebas dari stigma "kejam". Jika sharing yg di gunakan, mereka akan terkesan menjadi sosok pendengar yang baik. Bukan begitu Yaa saya hanya sekedar menyampaikan opini pribadi. Namun saya pikir memang paradigma ini harus di perbaiki. Saya pikir. Yaa karena saya belum mengalami dan merasakan.

No comments:

Post a Comment