Wednesday, September 6, 2017

Yang Ketiga

Memutar
©PemudaAbad21
Selama masih ada mentari aku tak sendiri.
Bukan karena nya aku tegar berdiri.
Karena sejujurnya bayang-bayang ini yang sudah temani.
Sebagai sebuah pengganti dari mu yg menghilangkan diri.
Aku berjalan dengan ketegeran artifisial.
Ketegaran yang dibuat dari kenangan kekal.
Tapi sepertinya otak ku memang bebal.
Keberadaan mu nyatanya adalah sebuah kekal.
Aku harus KEMBALI memutar.
Aku telah berada di garis edar yang pendar.
Tanpamu aku hanya lah nanar.
Air mata yang tak miliki tempat bersandar.


Aku harus KEMBALI mendengar.
Mendengar suara mu yang parau.
Namun suara mu simbolkan tegar.
Buat hati ku tak lagi kacau.
Aku harus KEMBALI memeluk lekat.
Aroma tubuh yang segar.
Aku ingin berada terus dekat.
Agar aku makin menegar.
Aku KEMBALI.
Wahai kau si jalan memutar.


...
Titik Buta
©PemudaAbad21
Keberadaan kami mencoba samar berkamuflase.
Berkamuflase dari kenampakan dua dunia.
Dunia kita dan Dunia di Luar yang tak dapat dijamah.
Dijamah pun kelak mereka ogah menerima kita.


Hanya satu alasan kami mencari titik buta.
Titik buta untuk terus kami samarkan diri.
Samarkan diri dan kadang BERSEMBUNYI.
BERSEMBUNYI dari mereka yang berkata ogah.
Ogah menyatukan dua dunia.
Dunia Kita dan Dunia Luar.
Dunia luar kini kamu menjadi.
Menjadikan ku berpadu pada dunia kita dirimu.
Dirimu dan Diriku membentuk titik Bifurkasi terencana.
Terencana untuk siap lebur suatu kala.
Suatu kala ketika titik lebur itu mengahcur indah dalam diam.
Diam diam kami terus BERSEMBUNYI.
BERSEMBUNYI hingga titik
Bifurkasi itu melebur dalam debu atom semesta, bernama Cinta tanpa harus memiliki.
........

Kala Tertinggal
©PemudaAbad21
Kala kita berjalan berdua.
Sadarkah kita tlah merencana luka.
Hingga akhir pasti tertinggal pula.
Tak ayal Cinta ini sesaat saja.
Kala kita bersenda gurau ria
Ada senyum yang kan terkenang.
Semua itu kan tetap tertinggal bersama.
Bersama sesaatnya kita menjelang.
Kala kita berpeluk senja.
Ada wangi tubuh yang melekat.
Kelak Tertinggal sebuah luka.
Tenang mu berikan sensasi sesaat.
Kala kita bermanis janji.
Ku tau pasti itu hanya menanam perih.
Karena hari pasti dilewati.
Namun sesaat itu kau menangis lirih.
Setidaknya kala kita itu pernah mencoba belajar jadi manusia.
Yang bila bergantung terus padanya kelak kan terima kecewa.
Setidaknya kala itu kita belajar hakikat dunia.
Bahwa semesta tercipta bersifat sesaat binasa.
Sama seperti cinta kita kelak adanya.
Namun setidaknya. Bukankah kita cukup untuk bersama.
Meski tak harus selamanya.
...
Nafas Jiwa Ku
©PemudaAbad21
Ku hirup udara dalam legam raga.
Kepergian yang fana buat nelangsa.
Tak ada luka disana.
Hanya hati ini babak belur jadinya.
Sudah beberapa bulan ini ia gulana.
Gundah berkesah merasa tak guna.
Apakah HARAP ku masih berharga.
Merengkuh hati mu yang penuh cinta.


Kemarilah kau.
Nafas jiwa ku.
Kemarilah kau.
HARAPAN fana ku.
Peluk saja aku di kefanaan mu.
Rengkuh jiwa ringkih ini dalam nafas HARAP mu.
Tak apa kau tak selamanya dimiliki.
Namun nafas jiwa mu buat ruh ini miliki arti.
Tak apa kau hanya mampir di hari ini.
Namun balut cinta mu buat ku berani BERHARAP pada hari hari.
Tak apa aku tak jadi tempat mu kembali.


Percayalah.
Kenangan dan doa bahagia ini abadi.
Bila kau percaya mimpi.
Kau harus percaya hal hal surgawi.


Mampirlah kau nafas jiwa ku.
Suatu saat nanti.
Kan kucumbu habis kau di tanah abadi.
Dan kuperkenalkan kau sebagai dewi.
Yang buat fana diri ini menjadi HARAPAN berseri.
Tetaplah jadi nafas jiwa ku.
Hingga ku pergi terlucuti.
Terlucuti kenyatan keji.


Jakarta.
Kapan kita bisa kembali berlama lama.
aku rindu hangatnya bersama dan berlama.
...

Tentang Kata Percaya
©PemudaAbad21
Percaya itu terikat
Membentang diantara tali yang mengikat yang tak tampak, namun jarak dan tampak tak pernah diumpat. Karena saling mengikat diantara tempat walau tak terlihat.
Percaya itu mandiri
Bukan tak saling peduli atau tak menanggapi, lebih kepada membiarkan agar kau terus menjadi diri sendiri.
Percaya itu tak bicara
Karena percaya tak terletak di mulut. Namun pada pengalaman yang terus menerus bergelut.
Percaya itu Saling.
Jika tak saling maka suatu wakta kelak kan berpaling. Pergi dengan tedeng aling aling.
Percaya itu akrab.
Jika tidak kau hanya kenal saja. Tak dekat, tak lekat, tak akrab. Bagaimana mau percaya?
Percaya itu tak kenal belas namun pasti slalu dibalas. Bila khianat kau lah si penindas yang patut di balas. Dengan karma atau hukum alam semesta.
Dengan dijadikan si penyendiri.
...
©PemudaAbad21
.
Kaulah jalan cinta yang ku rela ikuti alurnya.
Walau ku tau nelangsa akan jadi akhir kisahnya.
Tak apa.
Aku memang buta.
.
Apakah kita bertahan karena memang saling cinta.
Ataukah kita hanya menunggu,siapakah yang kan jadi pengkhianatnya.
Akulah saja
.
Jarak terjauh bukan lah Jakarta ke Jawa.
Jarak terjauh adalah aku berdoa untuk mu, kau berdoa untuknya. Aku tak dapat apa apa .
.
Kau pernah bahagia
Saat atau tidak bersama ku
Kau pernah berduka
Saat atau tidak bersama ku
Lihat,ada atau tidaknya aku sama saja
.
Apa kabar kau disana?
Sudah lama tak ada sapa
Apalagi jumpa
Tapi percayalah, masih ada doa
Semoga kau bahagia

Kau pantas bahagia

No comments:

Post a Comment