Tuesday, April 21, 2015

Tiap Orang Berhak Dihargai (Kisah si Tukang Bajaj Santun)


Kisah ini terjadi ketika gue kelas 3 SMP. Saat itu gue lagi senang senang nya buat pergi ke glodok buat beli DVD. Biasanya gue pergi sama Ayah dan ade gue, Ulvi. Pergi dan pulang sering naik kereta api. Tapi kala itu kita pengen coba hal yg beda. Alhasil Bajaj jadi pilihan transportasi kita. Setelah tawar menawar, akhirnya ayah dan tukang bajaj yg berbadan agak gempal dengan topi di kepalanya sepakat dengan harga 30rb dari pondok jati ke kota. Jalan lah kita. Di perjalanan, ayah tiba tiba menerima telepon dari seseorang. Apa yang terjadi (disini gue cukup panik).


Karena tiba-tiba bajaj menepi dan mematikan mesin bajaj nya. Ada apa ini? Namun setelah ayah selesai menelepon, tukang bajaj itu menyalakan lagi bajaj nya dan melanjutkan perjalanan.
Ketika sampai kota. Ada hal lain yg membuat gue heran. Gue masih ingat tadi harga jalan sepakat 30rb. Namun kini ayah membayar 50rb tanpa meminta kembalian.

Kebiasaan ingin tahu gue pun segera muncul "yah kok bayar nya gocap? Kan tadi deal nya 30 rb"
Ayah gue pun bilang. "tukang bajaj tadi mengerti cara menghargai orang, ketika ayah tlp ia menepi dan mematikan mesin nya.Disana ia berpikir mungkin ayah sedang menerima tlp penting atau bahkan gawat. Dan 50rb tadi adalah cara ayah membalas penghargaan nya"

Gue kembali mengingat memori kisah ini ketika sedang
mengajari siswa gue tentang materi kesantunan dalam
menelepon.

No comments:

Post a Comment