Sunday, May 14, 2017

CBT (Cinta Belun Tuntas)

Beberapa bulan kebelakang ini, gue lagi demen banget ngikutin serial The Flash. Makanya 2 tulisan terakhir gue ter Influence dengan serial ini. Kali ini pun gue akan mencoba mengaitkan beberapa hal dalam film ini ke kisah gue, hal yang akan jadi sorotannya adalah kisah cinta dari Barry Allen.

Dalam kisah percintaanya. Barry Allen sebenarnya menaruh hati pada saudara tirinya, Iris West. namun hal itu tidak berani ia utarakan. hingga akhirnya Barry harus menerima kenyataan cinta bertepuk sebelah tangan. ia pandai sekali memendam perasaannya itu, ia tak peduli walau Iris West sudah memiliki kekasih,Eddie Thawne, ia masih setia menjadi pendengar  curhatan demi curhatan dari Iris. hingga akhirnya Barry memiliki pacar, yang ternyata adalah teman sekantor iris, Linda Park. namun sepertinya Linda Sadar, akan intuisinya sebagai seorang perempuan bahwa raga Barry bisa saja bersamanya tapi hatinya berada di Iris. akhirnya Barry Putus dengan Linda. ironisnya ketika Barry Putus. Iris West juga ditinggal mati Eddie. padahal ini adalah sebuah kesempatan baik untuk Barry mendekati Iris. namun semesta menghadirkan wanita baru dalam hidup Barry, seorang partner baru dari Joe West, (karena Eddie mati, mengorbankan dirinya agar Reverse Flash tidak pernah exist), Patty nama gadis pirang nan cantik itu. Iris? ia juga ternyata tertarik pada atasan baru dikantornya.

akhirnya semesta belum memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjadi sepasang kekasih. Barry yang terlalu pandai menyimpan perasaan, dan Iris yang terlalu naif untuk menyadari cinta Barry.

setelah direnungi. ada sedikit kesamaan kisah Barry ini dengan kisah cinta yang sempat gue alami.

oke. kalau kalian penasaran dengan kisah gue, kalian bisa melanjutkan membaca. tapi apabila kalian sudah cukup puas dengan sedikit sinopsis kisah cinta Barry dengan Iris kalian bisa menyudahi membaca lanjutan tulisan ini.




gue sudah mengingatkan.

jadi lanjut.


di awal-awal semester kuliah dulu di UNJ. gue masih polos banget masalah cinta-cintaan. karena pas SMA gue skip banget sama yang namanya kegiatan pacar berpacaran. hingga akhirnya gue kenal sama seorang cewe, temen sekelas gue di kampus. sebutlah dia Melati. dia cewe mungil, berhijab, dan yang jadi awal kedekatan kita itu karena dulu dia melimpahkan jabatan PJ agama islamnya ke gue. kita juga deket karena pas awal semester satu,itu karena kita satu kelompok di pelajaran bahasa indonesia.

temen-temen melati juga sering ngecengin gue sama dia, baik di medsos atau di kampus secara langsung. dan kita pun sering komen komenan. cuma sampe sebatas itu aja. karena beberapa bulan kemudian. gue tau dari temennya kalo ternyata si melati ini udah punya cowo. akhirnya gue mundur secara perlahan. tapi gue tetep temenan sama dia, tetep baik baik aja.

sampe akhirnya semester 2, akhirnya gue punya pacara lintas jurusan. dia di BK gue di Psikologi. dan pacar gue ini sempet ketemu dan gue kenalin sama si Melati. untuk saat itu BK udah jadi semesta gue. gue udah lupa sama si Melati dan fokus sama pacar gue. toh si melati juga pasti sibuk mikirin pacarnya.

hingga akhirnya tersiar kabar kalo si Melati putus sama cowonya, dan gue pun saat itu juga udah putus sama cewe gue. gue pikir saat itulah gue harus menuntaskan cinta belum kelar gue.gue jadi suka jalan bareng sampe nonton bareng sama dia.

tapi ternyata beberapa saat kemudian, Melati curhat tentang kedekatannya sama anak Tehnik UNJ, hingga akhirnya, ia jadianlah sama cowo itu? gue? lagi lagi rasa gue buat dia harus dibunuh lagi.

sampe akhirnya gue kembali pacaran lagi kalo tadi lintas jurusan, sekarang lintas kampus. gue di UNJ sedang dia di UHAMKA.dan gue pun fokus kembali sama pacar gue ini.

waktu pun berjalan. hingga akhirnya gue di posisi udah putus sama cewe gue, dan melati juga udah putus sama cowonya. gue dan melati udah lulus kuliah dan kita kembali deket. karena jadi freelancer di Biro Psikologi yang sama. kita berdua sama sama jadi pendamping dokter, seminggu bisa ketemu 3 sampe 4 kali.

rasa itu muncul lagi. apalagi kini sekarang orang-orang biro juga jadi sering ngecengin gue sama Melati. begonya gue. gue masih aja mendem rasa itu. terus gue pendam. hingga akhirnya gak sadar kalo si Melati udah termiliki lagi.

begitu aja terus, entah sampai kapan. sampai cerita ini di buat. melati udah putus sama cowonya. dan gue tertampar sama pikiran gue sendiri.

"gue sama dia udah sama-sama cukup umur, bahkan melati lebih tua 1 tahun sama gue, apa dia masih mau dan bersedia sama konsep pacar-pacaran, disaat temen temen gue yang lain udah pada nikah"

dan malam ini, hal itu terjawab.

putusnya dengan pacarnya yg kemarin, adalah putus yang paling menyakitkan menurutnya. karena mereka sudah sangat serius dan merencanakan menikah pada tahun ini. pacar melati yang terakhir ini memang sudah sangat matang secara finansial, namun memang ada satu dua hal yang akhirnya membuat mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan kisah cinta mereka.

dan gue semakin minder aja...

gue memang sudah menyiapkan budget untuk menikah dari gaji bulanan gue, padahal gue juga belum tau siapa jodoh gue. tapi rasanya tabungan itu masih jauh dari cukup. karena gue baru mengumpulkan uangnya dari setengah tahun belakangan ini.

apa cinta ini. selamanya hanya akan jadi cinta yang tak pernah sampai? cinta yang tak pernah terucap? cinta yang tak pernah terjadi.

lalu gue mencoba menghibur diri gue dengan quotes dari Dee

Bisa jadi cinta yang kau cari selama ini, berada di dekat mu, namun kau tidak menyadari itu.

entahlah...

No comments:

Post a Comment