Saturday, October 19, 2019

Toleransi Tingkat Tinggi



Toleransi Tingkat Tinggi

Oleh : ©PemudaAbad21

                                                                                    
Toleransi menjadi tema yg sangat hangat bahkan panas diperbincangkan di Indonesia beberapa waktu ke belakang ini. Padahal sedari Sekolah Dasar kita slalu ditanamkan nilai nilai untuk bertoleransi lewat pelajaran PPKN/PKN. Lupa kah kita? Atau sebenarnya kita bingung harus mulai darimana?

Indonesia dengan mayoritas muslim tertinggi sepatutnya bisa menjadi role model dari konsep dasar bertolernasi. Karena di agama kita, SANGAT DITEKANKAN agar kita menjadi pribadi yang SANGAT BERTOLERANSI. mengapa saya bisa berpendapat sedemikian? Dalam agama islam ada dua dimensi atau indikator keseimbangan/Homoestatis dalam beragama. Dua dimensi itu adalah.

Hablumminallah dan Hablumminannas.

Dalam Hablumminallah muslim haruslah taat akan segala kewajiban, amar ma'ruf, dan nahi munkar. Tujuan akhirnya satu. Kembali ke Allah. Tuhan yg disembah, menggantungkan harapan dan doa. Mutlak! Tak bisa di tawar!

Hablumminannas. Nah ini yg menarik. Dimensi ini disebut Hablumminannas. Hubungan Sesama Manusia. Islam tidak menyebutnya dengan HablumminaMuslim HablumminaIslam, HablumminaIndonesia. Tidak! Islam menyebutnya sekali lagi Hablumminannas. HUBUNGAN SESAMA MANUSIA. dan ini lah bulir dimensi dimana kita harus menerapkan TOLERANSI TINGKAT TINGGI. karena yg namanya manusia itu luas. Tidak hanya berbicara tentang. Jakarta, Jawa, Indonesia! Ketika berbicara Hablumminannas dimensinya akan sangaaaaatttt luas. Jakarta, Jawa, Sunda, Batak, Manado, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, KongHuChu, Yahudi, Zoroaster, Aborigin, Jepang, Pantai Gading, Negro, Amerika, Tinggi, Pendek, Mancung, Pesek, Kulit Hitam, Kulit Putih. Hufttt... Capek juga nulisnya... Tapi begitulah intinya. Saking luasnnya dimensi Hablumminannas.

Kita harus menjaga dimensi Hablumminannas. Gampangnya harus BERTOLERANSI, Bertenggang Rasa, Tepo Seliro, bersimpat, berempati NAMUN... tetap tidak menghilangkan JATI DIRI kita sebagai seorang muslim.

Karena sejatinya dimensi Hablumminallah dan Hablumminannas ini. Bukanlah dimensi yang terpisah. Ibaratnya. Kita berada di lubang, dan butuh naik ke permukaan. Diperlukanlah tali yg MENJULUR dari Atas ke Bawah untuk menyelamatkan hidup kita yg terperosok ke lubang. Seperti itulah analoginya.

Kita harus tetap ber-Hablumminannas, tapi ingat juga jati diri kita sebagai muslim. Berlemah lembut lah. Berlaku kasih, bersikap sayang, bertoleransilah maka kau akan selamat. Itulah arti kata Islam yg sebenarnya.

Islam adalah agama yg salim, selamat. Maka dari itu kita diajarkan oleh orang tua kita sebelum berpergian untuk salim. Cium tangan. Untuk apa. Meminta Doa pada orang tua agar Selamat.

Lalu mana yg harus diutamakan? Apakah Hablumminallah atau Hablumminannas kah?

Begini sederhananya. Ketika kita berbuat salah pada Allah. Ingat lagi, Allah itu Ghofur. Maha Pemaaf. Sebesar apapun dosa manusia, Allah akan selalu. Akan selalu. Akan selalu, MEMAAFKAN. Dan Allah itu SANGAT MUDAH DITEMUI, asal hati kita terkoneksi. Bisa itu di Pagi - Tengah Malam, di Meja Kantor sebelum mulai bekerja, di Meja Makan sesaat sebelum sarapan, Di Masjid, Mushollah, Langgar. Allah itu bisa kita temukan. Selama kita terkoneksi, Dengan tools bernama DOA. Lantas bagaimana dengan Manusia?

Ada anekdot yg cukup terkenal di jalanan.
Ketika kita melakukan sesuatu kesalahan.

"Ahh ketemu cuma sekali ini ama dia, besok besok gak ketemu lagi"

Nah justru ini gawatnya! Karena "cuma ketemu sekali" kalo orang itu memaafkan? Kalo tidak?

Allah itu pemaaf. Manusia? Belum tentu. Allah menutupi aib hambanya. Manusia? Belum tentu.
Allah itu maha sabar menunggu tobat hambanya. Manusia? Yg katanya disuruh bersabar namun pada akhirnya akan berkata "Sabar itu ada batasnya"
Allah itu bisa kita temukan asal kita memakai tools/senjata terbaik umat muslim, doa. Manusia? Bisa saja sekarang di Jakarta, esok di Eropa, Amerika, Nigeria. Bisa sangat sulit ditemui. Tapi maaf, luka, sakit belum juga diterima. Hingga mati nanti menjelang. Wah gawat sekali.

Sekarang. Coba saja kita renungkan sendiri. Mana yg harus diutamakan.

Kalo boleh meminjam quotes dari Abraham Maslow. Seroang tokoh humanis

"Manusia itu KOMPLEKS! tapi sangat DINAMIS"

Maka dari itu saya hanya ingin berpesan.
Kasihi lah apa yg ada di bumi.
Maka kita akan dikasihi yg ada di langit.

Jaga lah hubungan baik sesama manusia.
Mulai lah dengan saling menjaga persatuan dengan bertoleransi, tenggang rasa, bersimpati, empati kepada sesama manusia.

Mari kita buat dunia. Jadi tempat yg lebih baik lagi.

Selamat berakhir pekan.

Semoga cinta dan kasih tersebar ke seluruh negri. Mari jaga kedamaian dan persatuan. Dengan saling bertoleransi.

Salam... ©PemudaAbad21
- M. Dzar Ghiffari

No comments:

Post a Comment