Monday, April 13, 2020

Antara Teraniaya dan Dianiaya


Oleh : ©PemudaAbad21
Sekarang saya mau bahas satu hal.
Apa beda dari 2 kata ini.
Termakan
Dan
Dimakan
Secara imbuhan.
Ter-makan artinya, tak sengaja dimakan.
Sedangkan
Di-makan artinya, disengaja untuk makan.
Ini kita bicara secara tata bahasa aja.
Lanjut.
Lalu skrg.
Apa beda
Teraniaya.
Dan
Dianiaya
Sama kayak konsep imbuhan Ter- tadi.
Teraniyaya berarti tak sengaja/tak direncana untuk disakiti
Kalo dianiaya
Berarti emang sengaja/direncana atau ada usaha untuk itu
Sekarang saya mau bawa ke arah sini.
Tentu gak asing dong kalo ada orang yg bilang.
"Doanya orang teraniaya itu bagai tak ada hijab"
"Eh jangan gitu. Doanya orang teraniaya itu dikabul"
Atau di hadist qudsinya Allah bilang.
“Demi kemuliaan-ku, Aku akan tolong orang yang teraniaya itu dalam waktu dekat”.
Allah bilang teraniaya. Bukan dianiaya.
Orang yg teraniaya itu dia emang pada dasarnya udah tersakiti sejak lama.
Orang-orang yg tersakiti secara sistematis. orang punya luka, orang yg sulit.
TAPI.
Sama ALLAH dikasih keutamaan. APA?
Yaa tadi. Doa mereka akan LEBIH TERDENGAR. Sekali lagi LEBIH yaa. (Bukan berarti yg gak teraniaya gak didengar yaa)
Karena itu keutaman yg diberikan pada mereka, diberikan keutaman lain oleh ALLAH. Yaitu DOA.
Sekarang ngomongin konsep waktunya. Kalo tadi kita udah tau beda arti imbuhan Ter- sama Di-.
Secara konsep waktunya gimana?
Lebih lama Ter- atau Di-
Sekarang saya letakan kata LUPA.
Terlupakan dan Dilupakan.
Sekarang saya taruh di kalimat.
Orang itu sudah terlupkan
Dan
Orang itu sudah dilupakan
Sekarang pakai rasa.
Mana yg terasa sudah LUPA nya lebih lama?
Sudah gak pernah dibahas, diomongin, disebut sebut. Hingga akhirnya TERLUPAKAN. Prosesnya panjang. Hingga akhirnya bisa TERLUPAKAN
Atau
Dilupakan itu berarti ada USAHA untuk lupa. Lupain aja! Proses yg terjadi bisa cepat sekali. Tergantung mau segimana USAHA orang itu mau LUPA.
Oke
Jadi sekarang kita tau nih secara tata bahasa
Antara Beda imbuhan Ter- dan Di-
Sama konsep waktnya
Balik lagi ke awal.
Jadi sebenernya.
Doa yg di kabul sama Allah itu.
Doa orang yg emang udah tersiksa dari lama. Karena sedihnya. Susahnya. Beratnya. Miskinnya.
Atau doa.
Orang yg ditonjok.
Terus dia bia blg.
"Ehh awas lu yaa doa orang teraniaya tuh di denger tuhan"
Secara pemilihan kata aja sudah salah. Ente bukan terainaya. Tapi DIANIAYA.
Yaa sebelum ente balikin ke Allah kalo ente emang ada hasrat mau bales. Bales aja dulu. Kalo ente ikhlas ridho. Ya harusnya gak keucap omongan ente buat Tuhan yg bales.
“Demi kemuliaan-ku, Aku akan tolong orang yang teraniaya itu dalam waktu dekat”.
jadi di hadis qudsinya Allah bilang Teraniaya. Bukan dianiaya.
اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]
Siapakah orang yg teraiaya itu.
Ialah mereka yg dirampas hak-haknya.
Di zalimi terus menerus.
Di hina dina yang tinggalkan luka.
Yg lukai fisik dan hatinya.
Maka dari itu ALLAH beri keutamaan
Doa nya diijabah.
Itulah kenapa di banyak ayat kitab suci. Kita tidak diperbolehkan untuk menghardik peminta-minta. Anak yatim. Orang miskin. Mereka tuh KERAMAT nya Allah.
Mereka lah yang pantas untuk berbicara! Orang yg teraniaya
dahulu pun demikian.
Di jamin khalifah ada ibu miskin yg rumahnya. Bersandar(nempel) di gedung istana dari lama. Gak berapa lama raja blusukan. Liat rumah kumuh gitu raja gak seneng. Gak estetik. Sama raja digusur. Si ibu yg baru pulang. Liat rumahnya di rubuhin dia doa sama Allah.
"Yaa Allah aku tidak hadir disana. Tapi kau maha melihat apa yg terjadi"
Dengan satu kalimat doa itu. Tetiba. Runtuh itu istana raja. Rata sama tanah!
Di kutip dari kitab : Ihya Ulumuddin karya Imam Al Ghazali.
Barakallah.
Bukan maksud saya untuk mengguri. Tapi disini hanya saya hanya ingin sedikit berbagi keresahan dan ketabuan yg sudah menjadi hal sehari hari dalam hidup kita.
Semoga kita bisa memetik hikmah dari ini semua.
Jazkh.
Terima kasih



Suka
Komentari

No comments:

Post a Comment