Saturday, December 10, 2016

Memilih yang Terbaik Meninggalkan yang Terburuk

Sempat merenung saat membaca sebuah berita di media sosial. Lantas hati ini meragu. Manakah sebenarnya berita yang valid? Mulai dari pengrusakan taman di balai kota, hingga isu satpol PP yg malah melanggar aturan kerja. Siapakah yg benar dan siapakah yang salah? Tersadar. Inilah syubhat yang menjerat kita pada zaman ini.



Di dalam KBBI Syubhat didefinisikan sebagai "keragu-raguan atau kekurangjelasan tentang sesuatu (apakah halal atau haram dsb); karena kurang jelas status hukumnya; tidak terang (jelas) antara halal dan haram atau antara benar dan salah.





Lantas saya pun teringat akan sebuah nasihat dalam buku "Orang Bijak Berkata" karya Novel Bin Muhammad Alaydrus.





Saya kutipkan langsung nasihat ini. Sekiranya bisa disimak, untuk menyikapi zaman ini.

DI ZAMAN INI kita harus berhati-hati sebab zaman ini adalah zaman syuhbat. Para ulama menyatakan, tidak sepatutnya seorang yang berilmu bingung membedakan yang baik dan yan buruk. Sebab, kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang sangat jelas, setiap orang dapat membedakannya.



Seorang berilmu ketika harus memilih satu diantara dua kebaikan atau dua keburukan, maka dia akan memilih kebaikan yang terbaik dan meninggalkan keburukkan yang terburuk.



Sebagai contoh.



Jika ada seseorang ingin melukai mu dengan tongkat atau pisau, dan kau tidak dapat menghindarinya, maka terluka dengan tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tidak mampu berjalan, sedangkan kau mampu. Jika kau turun dari hewan tungganganmu dan menyuruhnya naik, maka itu lebih baik daripada engkau boncengkan dia (tidak baik memberikan beban berlebih pada hewan tunggangan), meskipun keduanya baik.



Relevansinya dengan keadaan masa kini. Contoh sederhana.



Jika kau dihadapkan pada 2 berita dengan tema sama namun dengan sudut pandangan yg berbeda. Yang perlu kau lakukan adalah membacanya saja, tanpa perlu menyebarkannya. Karena dengan begini impact berita hanya diterima oleh dirimu itu lebih baik daripada kau sebarkan berita itu, lantas yang ada malah memprovokasi orang lain.



Lantas timbul pertanyaan. Lalu manakah berita yang benar mana berita yang salah? Pertanyaan yg sederhana namun sungguh sulit dijawab. Mengapa? Karena inilah jebakan syubhat tadi. Dan obat dari syubhat adalah moderat. Ambil jalan tengah. Jangan condong diantara keduanya. Jadilah kaum moderat. Kaum tengah tengah. Kaum yang tak berlebihan.



Semoga Tuhan Merahmati Kita Semua.

Nb: gambar hanya 

No comments:

Post a Comment