Saturday, December 10, 2016

Paradigma Kecocokan


Sempat terjadi obrolan seru antara saya dan teman, terkait masalah kecocokan pasangan.
Ia menilai dan mencari pasangan berdasarkan urutan lahirnya.
Ia berkata bahwa anak pertama itu lebih cocok dengan anak bungsu. (Anak kedua dari dua bersaudara atau anak ketiga dari tiga bersaudara). Pun sebaliknya
Dan anak pertama itu kurang cocok dengan anak pertama juga.
Lantas bagaimana dengan anak tengah. Anak tengah itu sifatnya dinamis. Karena bisa berperan jadi adik namun bisa juga jadi kakak.

Lantas apa dasar kecocokan pasangan itu yg didasari urutan kelahiran?
Iseng. Saya membuka buka alwisol lagi. Kitabnya psikologi kepribadian. Bab yg saya sudah cari jelas. Bab Alfred Adler. Karena beliau secara khusus membahas bab-bab tentang sifat sifat anak berdasarkan urutan lahir.
Jadi begini breakdown nya.
Anak pertama: sifat dominan, biasa memerintah, tak suka diperintah, karena egonya sebagai kaka yg harus dipatuhi dan dihormati.
Anak Tengah: pandai menyesuaikan diri, karena ia bisa berperan sebagai yg memerintah, bisa juga jadi yg diperintah. Menurut Adler karen sifat ini lah, kemampuan sosialisasi anak tengah biasanya lebih baik dari sang kaka dan sang adik.
Anak Bungsu: biasa diperintah, karena kepatuhannya lah biasanya sang adik mendapatkan reward keamanan, kenyamanan dan perlindungan dari kakaknya. Atau bahkan reward materil lainnya.
Lantas apa hubungannya dengan kecocokan pasangan?
Case.
Misal anak pertama berpasangan dengan anak pertama pula.
Seorang yang biasa memerintah bertemu dengan seseorang yg biasa memerintah pula. Tak dilatih untuk menjadi sosok yg diperintah. Hingga akhirnya diperlukan usaha yg sangat besar untuk sekedar mengalah. Itupun mungkin sebelumnya disertai cek cok, pengutaraan idealisme, atau ribut ribut kecil.
Anak kedualah atau anak tengah yang paling diuntungkan pada kondisi ini. Bila bertemu dengan anak pertama ia biasa menurut. Bila bertemu si bungsu ia bisa jadi sosok pemimpin.
Bila bungsu bertemu bungsu, kedua belah pihak akan kehilangan sosok yg biasa memimpin. Mereka akan bingung siapa yg harusnya memerintah hingga mengambil keputusan.
Yang paling ideal. Jelas anak pertama bertemu dengan anak bungsu.
Sang anak pertama hanya menuntut untuk dipatuhi. Dan si bungsu sudah terlatih untuk patuh.
Dan sang bungsu hanya menuntut reward dari kepatuhannya dengan kenyamanan dan keamanan.
Yaa... Itu pandangan saya dengan terkait masalah kecocokan pasangan yg didukung secara ilmiah dengan teori Adler.
Dan dalam penulisan ini saya juga merefleksikan diri saya. Kala sempat mempunyai pasangan. Dan hal ini bisa dibilang akurat dan tepat adanya.
Bagaimana menurut mu?

No comments:

Post a Comment