Tuesday, February 16, 2016

Guru Ku Ohh UNJ KU

Tentang Guru ku. Tentang UNJ ku.

Bermula dari keresahan saya sebagai guru les kala itu. Saya adalah tipikal orang yang sangat suka memperhatikan hal-hal kecil, sepele. Baliho. Sebagai seorang guru les dari salah satu lembaga bimbingan belajar di Jakarta, memperhatikan baliho-baliho iklan dari lembaga bimbel lainnya sudah menjadi hobi tersendiri bagi saya. Namun hobi itu sejujurnya hanya sekedar memastikan. Memastikan apakah almamater saya cukup menjadi pilihan favorit untuk dijadikan studi lanjutan para siswa setelah lulus SMA, dengan tolak ukur logo-logo universitas yang ada pada tiap baliho lembaga bimbel tersebut. Terpampang lah UI, ITB, UGM, UNPAD, UNDIP, UNBRAW. Di tempat bimbel lain pun serupa. Lah UNJ mana? Yaa UNJ adalah Alamamater saya, padahal Ia juga merupakan salah satu Universitas Negri di Jakarta?!


Hampir iklan iklan di Bimbel tidak pernah mencantumkan logo UNJ. Aneh.

Di lain kisah, pernah ada salah satu oknum yg menshare gaji salah satu guru honorer SMA di jakarta. Saya melihat nya dengan jelas. Gajinya tak lebih banyak dari gaji saya selama sebulan di tempat les. Padahal saya tau betul jadwal KBM di SMA sangat padat. Mengapa guru diapresiasi dengan "harga" yang murah di negri ini? Tapi apakah para guru ini pernah berdemo untuk menaikkan taraf hidup mereka? Yaa pernah! Sekali. Seingat saya, tahun lalu bila tak salah. Tapi itu tidak sepadan bila dibandingkan dengan para buruh yang terus menerus meminta kenaikan Upah mereka. Hampir tiap tahun. Kala May day. Padahal bisa saja ada anak anak para buruh itu yg sudah bersekolah. bisa saja, dibalik itu ada seorang guru yg menjadi tumpuan harapan orang tua yg sang buruh agar sang anak bisa bernasib lebih baik. Yaa bisa saja.

UNJ dan Guru adalah dua hal yang bagaikan sebuah koin. Tak terpisahkan. UNJ sangat identik dengan guru. Terbukti dari banyak nya lulusan S.Pd yg diluluskan tiap tahunnya. Yaa bukan rahasia Umum lagi bahwa S.Pd adalah modal awal untuk menjadi seorang guru. Dan UNJ adalah salah satu kampus di Jakarta yang saya yakini akan mencetak banyak sekali calon-calon guru.

Tapi ternyata gaji guru Honorer selama sebulan tak lebih banyak dari gaji guru les bimbel.
Apakah itu yang menjadi sebab beberapa BIMBEL tak mencantumkan logo UNJ? Seperti, tidak punya kebanggan. Bila diukur dari prospek kerja, dan materi yg ditaksir akan didaptkan. Tak begitu menjanjikan. Untuk sekedar tiap malam minggu sky dinning di Plaza Semanggi atau "tawaf" di Grand Indonesia.
Padahal saya yakin pengajar pengajar muda di bimbel mencari model atau gaya mengajar dari Guru SD, SMP, SMA atau bahkan Dosen. Toh saya dulu mengajar sebelum mendapat gelar S1.
Sepertinya memang harus ada mindset yg diubah di sini. Harus ada perombakan sistem. Bukan perubahan. Tapi betul-betul di rombak.

Bila 4 tahun lalu, kala SMA, saya berikrar saya akan menjadi seorang sarjana Psikologi. Dan 4 tahun kemudian hal itu jadi kenyaatan. Saya yakin, bila yakin pada diri ini segalanya akan mungkin mungkin saja. Facebook ini lah yg menjadi saksinya. Saya menulis status kala itu, "4 tahun kedepan saya akan jadi seorang sarjana psikologi". Dan foila!! Hal itu jadi nyata! Tahun lalu gelar S.Psi telah saya sandang. Tepat selama 4 tahun!

Maka izinkan saya untuk kali ini berikrar lagi. Dan lagi-lagi FB ini saya paksa untuk menjadi saksinya. Saya berikrar untuk jangka waktu 7,8 atau 9 tahun kedepan. Saya akan berusaha semaksimal mungkin, sekuat tenaga, memutar otak. Agar taraf Hidup para Guru di Indonesia akan saya tingkatkan setinggi tingginya serta akan saya makmurkan ke taraf dimana orang orang malah akan berlomba lomba menjadi seorang guru. Ketimbang Seperti pada kala ini dimana orang orang berlomba lomba untuk masuk ke dunia pertambangan atau bisnis.

Dan jelas kala itu logo UNJ pada akhirnya akan terpampang di baliho-baliho tempat bimbingan belajar. Hahahahahaha...

Oke. Kita liat saja nanti!

Dengan segala keluguan dan kepolosan.
Tertanda.

Muhammad Dzar Ghiffari

No comments:

Post a Comment